[OS] Sunflower
SunFlower
Main Cast : Kim So Eun, Kim Bum
OC’s : Im YoonA
Type : Drabble-Songfict
Genre : Sad
Para cast atau tokoh disini author hanya meminjam tidak ada pelanggaran hak cipta.
Untuk
tokoh KIM SANG BEOM , KIM SO EUN , dan aktor lain author hanya meminjam
untuk keperluan cerita , mereka adalah milik Tuhan , Orangtua ,
Keluarga , Agensi , Fans , dan Kekasih mereka.
Cerita ini hanyalah fikti belaka jika ada kesamaan alur , tokoh , tempat , dan judul itu hal yang tidak di sengaja.
Hai!! Iya kalian. Bisakah melihatku?.. bolehkah aku bercerita segempal ulasan kisah hidupku? Ahh iya.. kalian benar, bukankah sebaiknya kita berkenalan terlebih dahulu, agar kau menganggapku ada bukan hanya bayangan semata. Naneun? Namaku Kim So Eun kalian bisa memanggilku So Eun, aku mungkin hanya siswa, siwan yang bisa dikatakan beruntung, 1 berbanding 100 yang sangat beruntung mungkin, seorang gadis yang beruntung masuk ke dalam sekolah ini, Seoul International High School, salah satu sekolah elit di Korea Selatan, dengan berbagai prestasi tinggi. Aku? Tanpa
latar belakang tinggi, tanpa wajah cantik sempurna, hanya mengandalkan
ilham yang diberikan Tuhan padaku, sebuah keberuntungan yang harus aku
syukuri setiap saat, otak yang cukup cerdas menurut orang lain,
menurutku? Biasa saja, semua orang diberi kecerdasan oleh Tuhan, namun… kecerdasaan itu berbeda-beda pada setiap manusia, bukan? Dan juga bagaimana kita menjalankan kemurahan Tuhan pada kita.
Tuhan sangatlah adil dalam segalanya, ia mengatur semua kehidupan dan mengatur kebaikan bagi kita. Tuhan selalu memberi rencana dan menghasilkan sebuah akhir yang tak terduga. Tapi apa Tuhan adil dalam hal cinta khususnya dalam hidupku? Ku rasa adil, namun belum ku jamah hal itu mungkin karena aku cenderung takut. Dan dari sini penggalan cerita yang akan ku bagikan bersama kalian, cerita cintaku.
Eojjeom, geobi manhaseo getjyo
Oh neul geureoh deut.
Hansang geurim ja soge, sumeo bo ijil anha
Eonjena nan ni hangeoreum dwi
Aku sedikit memutar tubuhku 900
ke samping kanan, tatapan mataku tertuju pada balik jendela bening
disisiku, tampak segerombolan anak SMA yang masih dalam tahap masanya
tengah berlari kesana-kemari, salah satu di antara mereka menggiring
benda bulat berwarna orange itu, yang lain sibuk mengejar,menahan,siap
menyerang dan beberapa lainnya berteriak meminta bagian benda itu.
Terlalu banyak pria muda dilapangan sana namun tatapanku terarah dan
terfokus pada satu diantara mereka, bibirku menyunggingkan sebuah gurat
lengkungan diwajahku, tak ayal saat dirinya berlari dan menerima sebuah
umpan lalu melempar bola itu terarah keatas dan goal.. yeaa 2 point
untuk lelaki yang kini sibuk berselebrasi dengan kawan setimnya.
Sudut
bibirnya tertarik membuat kedua lesung pipitnya menjorok kedalam,
sangat manis. Senyuman yang begitu tampan bagiku, hidung mancungnya,
mata tajam yang selalu membuatku ingin lama memandang makhluk adam
ciptaan Tuhan itu nyaris sempurna, Kim Bum. Senyumnya tak pudar, kini ia
menatap kearahku, ia berlari menuju tempatku berada, dekatkan dia Tuhan.
“Kau sedari tadi menontonku?” serunya, bibirnya tak pernah lelah membentuk senyuman
“hmm..” lelaki inti tersenyum dan mengacak rambut hitam seorang wanita dihadapannya, YoonA. Di
mata gadis itu nampak gurat lukisan kebahagian, tak luput mata Kim bum
pun memancarkan rasa yang sama dengan gadis mungil itu.
Dadaku
rasanya seakan terhimpit batu besar yang begitu berat massanya,
detakkan jantung ini seakan ikut melemah bahkan mungkin akan berhenti
berdetak, mungkin!, kedua mataku terasa memanas menatap kedua insan itu,
ku alihkan kedua bola mataku pada buku catatan di atas meja didepanku,
buku ber-coverkan setangkai bunga matahari menghadap sang
surya, buku yang selalu menemani hari-hariku. Ku langkahkan kaki ku
keluar kelas ketempat mereka berdiri. Apa aku bodoh? Ya Tuhan mengapa kaki ini mengiringku kesini ketempat menyakitkan?
Ku putuskan berlawanan arah dengan tempat mereka berada, jika aku
memilih duduk dibangku kayu dekat mereka rasanya mungkin jantungku akan
benar-benar berhenti berdetak detik ini juga.
“Mungkin
karena aku takut, Aku selalu satu langkah dan bersembunyi dibelakangmu,
aku tak mungkin nampak dimatamu apalagi dipikiran dan hatimu, sudah
tidak mungkin dan itu mustahil”
Ttoreureu nunmuri heulleo
Tteoreo jyeo do
Geudaen haneulman bo ne
Naneun gureum inga yo?
Tuhan
untuk kali ini saja kuatkan diriku, tahan air mataku agar tak ikut
jatuh, ku mohon. Ku tatapan langit biru segumpal awan kini berasa tepat
depan mataku, ku dongkakkan wajahku berusaha agar air mata itu kembali
masuk ketempat semula, sebisa mungkin ku harus menahannya, iya harus!
Ku
lirik Kim bum lelaki itu sedang bersundagurau dengan gadis yang
diberitakan sebagai kekasih lelaki tampan ini. Mataku menangkapnya
tengah mendongkakan kepalanya ke langit, entah apa yang dilihatnya.
“Tatap aku bukan langit itu ku mohon sekali saja”
“Tolong lihat aku walau hanya sekilas, kumohon! Mengapa kau terus melihat langit?
“Naneun gureum inga yo? (Apa aku ini awan?)”
Jejari georeum, neo egero
Honja utgo tto na ulgo isseo yo,
Ireohke nan
Geuneul sok seulpeun, hae bara gi
Geurae yo nan, neo hanaman
geurijyo
Ku
beranikan diriku berbalik kembali kearahmu, hanya untuk bisa kau
milihatku, melangkah kearahmu, tidak! Baru selangkah aku tak sanggup tak
kuat, pikiran dan hatiku tak tersambung dengan benar hari ini. Ku
berlari dari tempat menyesakkan ini, berlari sekuat mungkin, kakiku tak
sanggup melangkah lagi, Oksigen sudah membakar habis energi dalam
tubuhku. Ku hentikan langkahku disini, ditaman ini, taman dengan
beberapa bunga matahari yang tegap memandang sang surya. Aku tertawa aku
menangis sendiri, bagai orang gila mungkin pikir orang.
“Hiks, haha aku takkan sedih melihatnya, aku sudah terbiasa, hajiman.. aku tak bisa janjikan aku bisa bahagia hiks..”
Ku
edarkan indra pemberian Tuhan, 5 indraku berfungsi dengan baik ku
sukuri itu, telingaku merasakan suara desiran angin, kulitku merasakan
angin dingin itu menerpa tubuhku, lidahku bisa merasakan manisnya cuaca
hari ini, hidungku mencium bau semerbak bunga liar, kuedarkan mataku
kesekeliling aku baru menyadari, ntah seka kapan aku berdiri mendekati
beberapa tangkai bunga matahari yang jaraknya berjauhan, hati yang
melihatnya mungkin akan merasa senang warna cerah seakan dirinya begitu
ceria selalu menghadap sang surya, kalian tahu apa arti sebenarnya bunga
kuning ini? Kesetiaan.
Bunga
cantik ini selalu hidup sendiri tanpa banyak dilihat. Bukankah sangat
persis dengan diriku? Ia selalu berdiri tegap, ia berusaha tegar meski
dirinya tahu ketegarannya hanya sebuah topeng penghias dirinya, sama
sepertiku bukan? Berusaha tegar menghadapi semua, padahal bunga matahari
adalah bunga yang rapuh, ia begitu setia, mengharapkan cinta yang
bertepuk sebelah tangan, tegar menunggu dalam kesendirian, mencoba ceria
dalam kesendiriannya ia tutupi dengan warna topeng cerahnya itu,
mencoba tegar dalam cinta yang menyakitkan, kalian tahu dihatinya hanya
ada kata ‘menunggu’. Dia bahkan rela menukar senyumnya demi senyummu,
mengharapkan senyummu walau ia tahu senyuman itu bukan untuknya, cinta
bertepuk sebelah tangan memang sangat menyakitkan. Sendirian setia dalam
sebuah pengharapan. Harapan yang tidak pasti.
“Aku
sadar, nan! Geunyang… hanya… hanya si bunga matahari yang menyedihkan,
selalu berada dibalik bayangmu, aku benar tak punya nyali, bukan?”
“ne kalian benar! aku hanya berani memadangnya saja, memandang Kim bum”
Ku
langkahkan kembali diriku menuju tempat tadi, mungkin akan sakit, tapi
bukankah aku sudah katakan tak akan sedih lagi? Benar tak akan! Hiks…
pikiran dan hatiku tak mungkin berfungsi dengan baik.
Kalian
benar aku berbohong, mana mungkin aku bisa menghapus air mataku saat
melihat mereka berdua masih dengan asyik bersama? Tertawa? Bercanda?
Bergurau? Itu sakit bagiku!
Dareun, goseul bara bo ne yo
Wae geunyeo inga yo?
Heunhan sarang yaegi
Naneun neomu eoryeo wo
Honja man ye, sangsang inikka
“Mengapa tak pernah sekalipun kau memandangku?”
Ku
akui aku tak bisa lagi menahan rasa ini, aku selalu marah, mengapa aku
marah? Aku bahkan tidak tahu ini mengapa, nan molla.. tak ada yang bisa
ku salahkan selain diri sendiri, sakit? Hanya aku saja yang cukup
merasakan ini? Jangan orang lain.
“Mengapa?
Kenapa hanya dia yang kau lihat? Kapan kau melihatku? Apa mata, pikiran
dan hatimu untuknya? Tak adakah sedikit cercah sisa hatimu untukku?”
Mengapa
orang-orang selalu mengatakan jika cinta akan seindah yang mereka
rasakan? Kenapa denganku? Tak pantaskah diriku merasakan indahnya itu?
Kisah
Cinta yang umum dikatakan orang itu sangat tak mungkin bagiku tak
kurasakan sama sekali. Dia, Kim bum sudah menancapkan hatinya pada YoonA
wanita idaman para pria, tidak sepertiku! Bagiku ini hanya imajinasi
saja, imajinasi seorang Kim So Eun, memendam hanya ini yang kubisa.
Sareureu dan jame bbajyeo
Nun gameu myeon
Geudae nae gyeote isseo
Kkaego shipji anha yo
Ku
rebahkan tubuhku dalam tempat tidur, mencoba untuk melupakan beban yang
selalu menggerogoti pikiran dan hatiku setiap saat. Ku pejamkan mataku
begitu rapat menghilangkan jejak bayangan Kim bum dan Im Yoona dalam
pikiranku tetap tak bisa bahkan wajah Kim bum terus berputar-putar
seperti komedi putar terus berputar memarkan senyumnya, wajahnya, raut
bahagianya raut kesedihannya, mengapa semua ekspresi dirinya ada dalam
pikiranku? Ku perlahan terlelap..
Rasanya
Kim bum berada dekat denganku tersenyum untukku, mata tajamnya memberi
kesan membahagiakan untukku. Dia mengusap rambut hitam milikku dengan
lembut seraya tersenyum begitu tampan bahkan sangat tampan melihatnya
begitu dekat dimataku
“Yeoppoda~” Aku mungkin kini menangis mendengar katanya memuji diriku, Ku mohon jadikan ini kenyataan, kumohon.
“Kau
sangat tampan” demi apapun kumohon jangan bangunkan aku aku ingin
melihat wajahnya disampingku, ia tak henti menatap mata bulatku
tersenyum sangat rupawan. Ku genggam tangannya yang kini menangkup kedua
pipiku, seakan tak ingin dia pergi ku genggam erat tangan kekar
miliknya, kudengar ia tertawa begitu manis
“hahaha,
mengapa genggamanmu sangat erat, So Eun-ah?” Tuhan kumohon jangan
bangunkan aku, aku menatapnya dalam ia menatapku sangat dalam, ku
gelengkan sedikit kepalaku, mataku bahkan sudah berkaca-kaca sedari tadi
kini meluncur menelusuri pipiku dan tangannya
“Kau
menangis? Aigoo mianhae aku menyakitimu” aku hanya menggeleng kembali
semakin kugenggam tangan miliknya tak mau kulepaskan dia, ku mohon!
“Jangan
pergi, kumohon jangan” Aku tak mampu berkata hanya itu yang aku
inginkan tetap bersamanya, jangan meninggalkanku. Dia kembali tersenyum
menatapku.
Apakah aku akan bersamanya? Bersama meraup cinta kami? Apakah cintaku selama ini akan terbalaskan? Tuhan jangan bangunkan aku dari lelap dan mimpi ini, aku ingin bersamanya, maaf aku begitu egois, maaf.
Jejari georeum, neo ege nan
Amu geot do tto nugu do anijyo, hajiman yo
Naye gido ga, me ari dwei eo
Jeonhae jigil, geuttae man gidaryeo yo
Aku
tahu aku bukan siapa-siapa untukmu, tapi biarkan ku mohon biarkan aku
berharap pada Tuhan, biarkan aku berdo’a pada-Nya dan berharap kau akan
bersamaku seperti dalam mimpi itu, bolehkah aku melakukannya?
Mengharapkan
seseorang yang menjadi milik oranglain, apa itu jahat? Jika itu bukan
kejahatan ku mohon biarkan aku berharap dan berdo’a, namun Jika memang
itu jahat aku tak akan melakukannya, biarlah cinta ini mungkin harus ku
pendam selamanya, dan membiarkan perasaan ini terkubur dalam, hanya Aku
dan Tuhan yang tahu mengenai ini, tak ingin aku menjadi seorang yang
dipandang jahat menjadikan diriku sebagai wanita yang merebut hal yang
bukan miliknya, ahh tidak Kim bum bukan untuk diperebutkan dia bukan
barang, aku akan rela jika dia memang bahagia bersama YoonA aku sangat
rela apapun yang membuatnya bahagia aku akan ikuti.
“Jika
ku diijinkan berharap, ku mohon aku ingin berharap Kim bum adalah cinta
sejatiku dan aku akan menunggu hingga saatnya Tuhan memberikan jawaban
padaku”
Dan Haruman, naega anin geunyeo ga
Na dwelsu it damyeon, geureoh damyeon nan
Nae jeonbureul, beoryeo ya handa haedo
Geureol su it damyeon
Andai
aku bisa mengatur sebuah kehidupan, satuhal yang aku inginkan, ku ingin
jadi diri YoonA, bukan diriku yang tak dikenal oleh Kim bum , tak
dipandang olehnya, aku hanya ingin seperti YoonA orang yang bisa
dipandang dan dikenal oleh satu lelaki itu, Kim bum. Dapatkah diriku
yang hanya siswa beasiswa mengharapkan hal itu? Bisakah? Hanya ingin ia
tahu siapa aku, bisakah? Ku harap Tuhan mengabulkan salah satu do’aku
itu, terlalu banyak aku meminta pada-Mu apa itu salah? Tidak bisakah Kim bum hanya menatapku sekali saja biarkan itu terjadi walau hanya satu kali, ku mohon.
Bisakah
semua yang aku miliki ditukar dengan YoonA? Andai aku bisa melakukannya
aku akan melakukan hal itu, hanya demi dia melihat diriku bisakah?,
andai itu bisa! Tapi apa? Aku hanya manusia, bukan Tuhan. Aku bahkan tak
punya hal lain selain ilham yang Tuhan berikan dan sebuah kasih sayang
tulus? Aku sadar benar aku bukan siapa-siapa, aku juga sadar siapa yang
aku harapkan kini, mengharapkan seorang Kim bum memandangku, kami
berbeda, bisa dikatakan kami beda kasta, aku hanyalah setangkai bunga
matahari yang hidup sebatang kara, yang selalu mengharapkan orang
memandangku, diam dibalik bayangan orang-orang, tak terlihat. Aku tak
memiliki hal yang dibanggakan., berbeda dengan YoonA ibaratkan dia bunga
mawar bunga primadona, bunga kebanggan diantara bunga lainnya,
aromanya? Tak ditanya lagi bukan? Warnanya? Mencolok dibanding bunga
manapun, tangkainya berduri seakan banyak yang melindungi dirinya, bunga
yang selalu dipandang orang-orang, tidak sepertiku. Bukannya aku tak
bersyukur, aku sangat-sangat bersyukur aku selalu didekatan dengan sang
Matahari, meski itu sangat jauh, sangat sulit untukku jangkau dan
untukku raih. Kim bum ibaratkan sang Matahari? Dekat dipandanganku tentu
saja aku selalu melihatnya dengan indra pemberian Tuhan, mataku. Dia
adalah anak kebanggaan keluarga terpandang, anak pemilik sekolah, anak
pengusaha yang akan menjadi penerus, sosok yang begitu dibutuhkan,
persis seperti matahari, dekat dalam pandanganku, dan jauh dari
jangkauanku.
Jejari georeum, neo egero
Imankeum na
Nan anin ga yo, wae geureon ga yo
Honjat mare, tto nunmul ma
Heureu jyo
Aku
ingin meraihmu, ingin menampakkan diriku dalam hidupmu, aku berjalan
sudah sejauh ini, aku melangkah karenamu, mendekat padamu,sudah sejauh
ini, aku menunggumu? Memang aku selalu menunggumu, sampai kapan pun aku
menunggumu, tapi apa kau akan melihatku? Aku melangkah ingin mendekatmu,
ingin mendekati hatimu, tapi aku ragu, kau miliknya tak mungkin ku
jangkau, mengapa bukan diriku?
Mengapa?
Mengapa seperti ini? Bukan aku? Mengapa bukan melihatku? Apa aku tak
terlihat? Apa aku awan yang terbawa angin? Atau sebuah angin yang
berlalu tak pernah kau sadari?
Berbicara
tentang angin yang berlalu sungguh sensitive memang, seakan diriku tak
ada apa-apanya, Air yang turun bersama awan hitam pekat seakan menjadi
saksi adanya angin, angin yang membawa awan itu dan akhirnya air itu
tumpah dan terhempas angin seakan menjadi rintikan air, angin itu ada,
seperti diriku ada. Air itu. Mungkin menjadi saksiku, air mataku yang
turun dari mataku seakan menjadi saksi bahwa diriku ada, diriku selalu
melihatmu, memperhatikanmu dari jauh seperti ini.
Aku
menangis lagi, menangis dalam sendiri melihatmu bersama orang lain,
menyakitkan, itulah rasanya. Aku tak mungkin banyak mengharapkan mu, Kim
bum. Tapi aku hanya ingin berharap, suatu saat Tuhan kan memberi
jawabannya, dan aku harus siap dengan apapun jawaban yang Tuhan berikan
padaku.
Fin~
OMG
! hehe suerr saya ga berani posting loh.. kekeke respon kemarin aja
sungguh menakjubkan bukan? Kekeke ngerasa sendirian diblog ini haha :’D
Nah aku berani bikin songfict ini karena udah pasti suka sama SNSD + suka sama bait-bait lirik lagunya
Ini paling aku suka liriknya hehe
[Yoona] Ttoreureu nunmuri heulleo
Tteoreo jyeo do
Geudaen haneulman bo ne
(Ketika air mataku berjatuhan,
Kau hanya melihat kelangit)
[Sunny] Naneun gureum inga yo?
(Apakah aku ini awan?)
Sama ini !!!
[Seohyun] Heunhan sarang yaegi,
Naneun neomu eoryeo wo
Honja man ye, sangsang inikka
(Kisah cinta yang familiar itu
amat sulit bagiku,
karena semua ini hanya imajinasiku sendiri saja)
Jiahh
ngerasa sendirikan bener? Sama kaya lirik itu, Heheh cinta yang umum
dibicarakan orang bagiku seorang remaja sangat sulit, karena hal itu
hanya imajinasi , dia punya orang dan kita hanya ngebayangin dia jadi
milik kita *nyesek* hehe.. ahh iya ini juga ungkapan perasaanku *ciee*
maklum pengagum rahasia duh keliatan anak SMA-nya wkwk~
Gomawo
sudah meluangkan waktu kalian baca karya abal-abal ini, mau komen atau
ngga, ga apa-apa hehe~ , syukur-syukur udah ada yang mau baca hehe bisa
diliat di statistik pengunjung blognya sendiri kok hehe~ jadi bisa
keliatan yang selalu komen/nggak^^
Komentar
Posting Komentar